Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Provinsi Sulawesi Selatan melalui pekerjaan belanja jasa konsultansi DED yang dilaksanakan oleh Kerja Sama Operasi (KSO) tiga perusahaan kontraktor : PT Arkonin, PT. Bina Karya dan PT. Yodya Karya, telah merampungkan desain tambahan (additional design) dari desain DED ultimate pembangunan Stadion Mattoanging.
Detail Engineering Design (DED) ultimate telah final diterima pada Februari 2021 dan desain additional sudah difinalisasi pada Agustus ini. Seluruh desain tetap mengacu pada stadion internasional berstandar FIFA.
Desain additional ini mengalami perubahan dari DED ultimate 2020, dimana kapasitas penonton menyesuaikan dari 40 ribu menjadi 20 ribu penonton, memakai kursi tunggal (single seat).
Juga ada penyesuian atap stadion, yang lalu mengelilingi stadion. Kini hanya ada di tribun sebelah barat dan timur.
Selain itu, desain Stadioan Mattoanging tetap menggunakan lintasan atletik.
Ini dipertahankan dengan pertimbangan, kebutuhan akan adanya fasilitas olahraga lainnya selain sepakbola di Makassar serta untuk pelaksanaan pembukaan acara olahraga yang terkadang memerlukan kirab (defile) dari para peserta.
Sebagai referensi, konsultan desain melakukan studi tipologi di empat stadion besar yang ada di Indonesia, yaitu : Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Stadion Manahan Solo, Stadion Si Jalak Harupat Bandung, dan Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar Bali.
Kadispora Sulsel, Andi Arwin Azis, S.STP menerangkan proses pembangunan Stadion Mattoangin mengalami perubahan desain, disebabkan adanya pengalihan kebijakan sumber pembiayaan dan penganggaran Pemrov Sulsel di 2021.
”Awal tahun 2021, Pemprov Sulsel diharuskan melakukan refocusing dan realokasi anggaran di tengah situasi Pandemi Covid-19, dengan prioritas pada penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi. Sehingga kebijakan penganggaran dialihkan ke dua sektor tadi. Ini berakibat perubahan desain stadion dengan menyesuaikan ketersediaan anggaran pemprov,” ungkap Andi Arwin Azis.
Andi Arwin Azis menjelaskan kronologi pembangunan Stadion Mattoanging dimulai di 2019, dengan pekerjaan pra desain awal menggunakan anggaran sebesar Rp50 juta. Lalu dilanjutkan dengan audit konstruksi menghabiskan anggaran sebesar Rp150 juta di 2020.
Kemudian, masih di 2020, dilakukan penyusunan dokumen Evaluasi Lingkungan (DELH) dan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) sebesar Rp750 juta, serta Analisis Dampak Lalulintas (ANDALALIN) sebesar Rp250 juta .
“Target pembangunan adalah stadion internasional berstandar FIFA dengan kapasitas penonton 45 ribu seat dengan anggaran sebesar Rp1,12 triliun. Untuk itu dilaksanakan kegiatan perencanaan pembangunan melalui Penyusunan Detail Engineering Design (DED) memakai anggaran sebesar Rp25 miliar dan Manajemen Konstruksi sebesar Rp4 miliar. Rencana awal, ketersediaan anggaran melalui dana pinjaman daerah dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” jelas Andi Arwin Azis.
Meski mengalami perubahan anggaran terkait sumber pembiayaan dari APBD Murni, Pemprov Sulsel tetap berkomitmen untuk melanjutkan pembangungan Stadion Mattoangin ini. Prakiraan total anggaran yang dibutuhkan adalah sebesar Rp370 miliar.
“Untuk tahun 2022, anggaran yang disiapkan atau dialokasikan untuk tahap pertama adalah sebesar Rp70 miliar. Ini telah ditetapkan melalui Kebijakan Umum Anggaran/Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA/PPAS) Tahun Anggaran 2022, pada tanggal 13 Agustus 2021,’’ terang Andi Arwin Azis.
Dengan disepakatinya KUA/PPAS antara Pemprov Sulsel dan DPRD Sulsel tersebut, Dispora Sulsel selaku pengguna anggaran, saat ini sedang mempersiapkan dokumen lelang untuk pelaksanaan lelang dini dalam tahun 2021. Selanjutnya berkontrak di awal tahun 2022.
#PemudaMaju
#OlahragaJaya
#EwakoSulsel